Jumat, 19 November 2010

mimpiku selalu berandai-andai

seandainya rasaku tidak di ciptakan lebih berlebihan daripada kamu.
seandainya aku lebih dulu mengisi ruang hatimu.
seandainya matamu selalu tertuju padaku.
dan seandainya aku tidak selalu bermimpi mendapatkanmu.

sebagian sudah

mungkin kau akan bertanya, kenapa aku menulis ini semua.
mungkin kau akan terus bertanya kenapa setiap langkah dan deru nafasku terus berburu.
sudah, kau tidak perlu bertanya kenapa aku melihatmu sebagai bulan.
dan masihkah kau tidak percaya?
lalu ruang mana lagi yang akan kau ambil? sebagian hatiku sudah terisi penuh denganmu.

Kamis, 07 Oktober 2010

surat untukmu, hari ke lima.

maaf, aku tidak bisa menyebut namanya.
cukup ku sebut kau dengan hari kelima.
setiap hari kau seperti, seperti membangunkanku.
membuatku terus dan terus bermimpi.
setiap hari kau buat aku mendengarkan melodi- melodi kecil, nyanyian cinta.
seandainya kau bernyanyi untukku. melodi itu seraya membawaku untuk tetap di dalam, dalam bayangmu.
tutup matamu, kau dengar aku berusaha berbisik.
kau dengar? aku harap.

setiap hari aku harap hari kelima.
tenang, aku tidak menginginkanmu, hanya membutuhkanmu.

Jumat, 01 Oktober 2010

biar aku menulis ini, bukan karenamu

kubuka catatan kecilku,
setiap kata aku coba tulis,
dan ini bukan karenamu.
aku rangkai agar terlihat indah,
dan tentu menarik.
dan ini tetap bukan karenamu.
ku ambil selembar tisu,
aku hapus air mataku.
tenang, ini juga bukan karenamu.
aku coba tulis, dan menulis, tapi apa.
aku tidak bisa menulis,
tanpamu.
karena tanpamu, aku tidak tahu bagaimana merangkai kata agar ketika ku tutup mataku, aku bisa menerima kau sudah tidak ada.

aku (sudah) selesai

selesai,
ya itu tertulis besar di ujung ceritaku.
seandainya aku bisa menulis kata selain selesai akan kutulis itu untukmu.
selesai,
hanya itu saja, dan aku merasa selesai.
kau tau hal terberat ketika ku terdiam.
mengingat kata- kata dari mulutmu, yang berkata.
kita selesai.

sial, aku benar- benar

masih tentangmu bulan malamku,
aku masih menunggu dan melihat, sudah lama sekali aku disini.
bulan,
kau tidak perlu datang. kau tidak perlu menjadi nyata seperti yang aku inginkan.
bulan,
bayangmu tidak semu, semua seperti melodi terangkum dalam ingatku.
bulan,
sial aku benar- benar masih nyata mengingatmu dan menginginkanmu.

lampumu, dan itu terang untuknya.

hari ini aku sadar, sadar dan diam.
lampu terang yang kau berikan bukan seterang yang aku inginkan.
itu cukup menyilaukan mataku.
lebih baik kau berikan saja kepada yang lain, daripada menyakiti mataku, lebih baik kau berikan pada yang lebih bisa menerimamu.
dan jangan isi hidupmu dengan lampu terangmu, agar aku bisa hidup menikmati redupku.